Kasus lolosnya guru-guru yang seharusnya tidak disertifikasi kembali disorot. Haris A. Syafrudie, salah satu anggota tim sertifikasi Depdiknas dari UM mengimbau seluruh Diknas melakukan pendataan ulang guru. Langkah ini akan memudahkan penunjukan guru yang masuk sertifikasi.
Teknisnya, pendataan tersebut tidak hanya soal nama, jabatan, atau nomor unik yang dimiliki. Tapi diharapkan lebih detil. Terutama dari aspek masa kerja dan usia. Selanjutnya data-data itu bisa dirangkum dalam data based tenaga kependidikan. "Saya melihat, selama ini bukan data based yang digunakan acuan. Tapi langsung pembagian angka," ujar Haris.
Karena kesalahan itu, akhirnya semua guru berlomba untuk mengikuti sertifikasi. Padahal, sesuai kesepakatan awal, guru dengan masa kerja di atas 20 tahun menjadi prioritas. "Ini tidak akan terjadi kalau ada data based," tegas dosen UM itu.
Padahal, kata dia, data based akan merangking guru sesuai masa kerja dan usia. Praktis, ketika kuota sertifikasi turun, Diknas tinggal memotong data sesuai kebutuhan. Dalam hal ini, data yang dipotong adalah ranking atas. Sedangkan data ranking bawah mendapat giliran selanjutnya. "Yang tua-tua harus dihabiskan dulu, baru menyusul guru muda," kata dia.
Haris kurang sepakat jika bobolnya seleksi di tingkatkan Diknas karena sosialisasi tak mengena. Tapi, karena data pendidik yang dimiliki Diknas tidak rinci. "Kasus ini hampir terjadi di semua wilayah. Bahkan, Kota Malang termasuk salah satunya," ucapnya.
Lebih lanjut, dosen yang juga pengamat pendidikan itu menjabarkan, jika kuota 2006 dan 2007 masih banyak guru yang "bermain", untuk kuota 2008 akan diperketat. Kesepakatan pendampingan seleksi kuota di Diknas tidak bisa ditawar lagi. Saat ini tim sertifikasi pusat sedang menggodok draf dan teknis pendampingan. "Dengan sistem baru ini, guru yang tak masuk sertifikasi langsung langsung dikembalikan," tandasnya.
Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Malang (DPKM) Soeparto mendukung kebijakan Depdiknas yang melibatkan DPKM dalam sertifikasi. Kebijakan tersebut merupakan keberanian untuk menyukseskan jalankan sertifikasi agar berjalan lebih fair. Apalagi, kebijakan tersebut turut menentukan nasib guru yang memang berhak mendapatkan kesempatan sertifikasi."Tapi kami belum tahu teknis pelaksanaan nanti seperti apa. Pastinya, kebijakan itu menjadi kontrol ke Diknas agar lebih objektif dalam menentukan urutan peserta sertifikasi," ujar dosen UMM ini.
Selasa, 18 Maret 2008
Senin, 10 Maret 2008
HASIL TRY OUT 2 DIKNAS KOTA MALANG
Baru beberapa hari ini SMA Negeri 9 Malang mendapat hasil Try out yang diadakan oleh Diknas Kota Malang.
kabar yang cukup menggembirakan adalah angka rawan tidak lulus begitu sedikit, tercatat hanya satu anak yang rawan tidak lulus untuk mata pelajaran ekonomi.
Namun hal tersebut bukanlah ukuran kalau rawan tidak lulus memang hanya anak sedikit, Faktor soal "mudah" mungkin adalah alasan utama dari tingkat keberhasilan seorang anak mengerjakan soal dengan baik.
kabar yang cukup menggembirakan adalah angka rawan tidak lulus begitu sedikit, tercatat hanya satu anak yang rawan tidak lulus untuk mata pelajaran ekonomi.
Namun hal tersebut bukanlah ukuran kalau rawan tidak lulus memang hanya anak sedikit, Faktor soal "mudah" mungkin adalah alasan utama dari tingkat keberhasilan seorang anak mengerjakan soal dengan baik.
nah coretan sedikit ini mungkin mampu diperhatikan anak didik untuk mencapai nilai maksimal dalam UAN 2008
selamat belajar guys, doa dan harapan menyertai kamu sekalian
pengen tahu nilai anda..... sabaaaar ya .pak Budi lagi repot nich.... klo enggak hub waktu sekolah ya
TUNJANGAN SERTIFIKASI KOTA MALANG
Guru di lingkungan Diknas Kota Malang yang dinyatakan lolos sertifikasi 2007 diharapkan lebih bersabar lagi. Kabar bakal diterimanya tunjangan profesi mulai Maret ini ternyata sampai kini belum kunjung ada kejelasan. Bahkan, Diknas Kota Malang juga belum mendapatkan petunjuk kapan kepastian dana tersebut cair.
"Memang kami menerima pemberitahuan kalau pemberian tunjangan profesional kuota 2007 cair mulai Maret. Tapi kenyatannya masih nihil. Tadi pagi (kemari, Red) saya telepon ke Provinsi Jatim, ya tetap belum ada kejelasan," ujar Kabid Fungsional Diknas Kota Malang Zubaidah.
Beberapa guru yang lulus juga ada yang telah mempertanyakan kejelasannya kapan tunjangan profesional tersebut turun. Namun, karena memang belum kepastian, Diknas pun hanya bisa menyampaikan imbauan agar mereka bersabar. "Kapan turun pasti kami langsung menyosialisasikan ke sekolah. Kami juga tidak mungkin menunda-menunda, karena itu hak mereka," ungkapnya.
Hanya saja Ida -begitu dia biasa disapa- sedikit membawa kabar gembira. Pada 13 Marei ini bakal ada rakor (rapat koordinasi) di Surabaya. Harapannya, pada rakor tersebut bakal ada kejelasan tentang tunjangan profesi turun. Termasuk juga sertifikasi untuk pengawas yang bakal dimulai 2008. Berdasarkan pemberitahuan informal, pemerintah pusat sudah memutuskan akan ada sertifikasi untuk pengawas.
Tentang peserta sertifikasi kuota 2006 yang belum menerima tunjangan, lanjut Ida, tak bisa memberikan jumlah pastinya. Meski sebelumnya ada 15 guru kuota 2006 yang belum menerima tunjangan profesi guru. "Kalau pun ada guru yang belum menerima, lebih pada persoalan teknis. Misalnya, nomor rekening yang terblokir atau belum mengecek lagi ke bank. Karena prinsipnya semua dana dari pemberitahuan pemerintah pusat semuanya sudah beres," ucapnya.
Persoalannya juga, beberapa guru yang dulunya mengaku belum menerima tunjangan profesi, tapi dalam perkembangan mereka tidak melapor lagi. Dengan begitu sulit untuk mendata ulang berapa guru yang belum bisa mencairkan tunjangan profesional tersebut. (hap/ziz)
"Memang kami menerima pemberitahuan kalau pemberian tunjangan profesional kuota 2007 cair mulai Maret. Tapi kenyatannya masih nihil. Tadi pagi (kemari, Red) saya telepon ke Provinsi Jatim, ya tetap belum ada kejelasan," ujar Kabid Fungsional Diknas Kota Malang Zubaidah.
Beberapa guru yang lulus juga ada yang telah mempertanyakan kejelasannya kapan tunjangan profesional tersebut turun. Namun, karena memang belum kepastian, Diknas pun hanya bisa menyampaikan imbauan agar mereka bersabar. "Kapan turun pasti kami langsung menyosialisasikan ke sekolah. Kami juga tidak mungkin menunda-menunda, karena itu hak mereka," ungkapnya.
Hanya saja Ida -begitu dia biasa disapa- sedikit membawa kabar gembira. Pada 13 Marei ini bakal ada rakor (rapat koordinasi) di Surabaya. Harapannya, pada rakor tersebut bakal ada kejelasan tentang tunjangan profesi turun. Termasuk juga sertifikasi untuk pengawas yang bakal dimulai 2008. Berdasarkan pemberitahuan informal, pemerintah pusat sudah memutuskan akan ada sertifikasi untuk pengawas.
Tentang peserta sertifikasi kuota 2006 yang belum menerima tunjangan, lanjut Ida, tak bisa memberikan jumlah pastinya. Meski sebelumnya ada 15 guru kuota 2006 yang belum menerima tunjangan profesi guru. "Kalau pun ada guru yang belum menerima, lebih pada persoalan teknis. Misalnya, nomor rekening yang terblokir atau belum mengecek lagi ke bank. Karena prinsipnya semua dana dari pemberitahuan pemerintah pusat semuanya sudah beres," ucapnya.
Persoalannya juga, beberapa guru yang dulunya mengaku belum menerima tunjangan profesi, tapi dalam perkembangan mereka tidak melapor lagi. Dengan begitu sulit untuk mendata ulang berapa guru yang belum bisa mencairkan tunjangan profesional tersebut. (hap/ziz)
Jumat, 07 Maret 2008
KUOTA SERTIFIKASI GURU KOTA MALANG PER MARET 2008
Untuk Kota dan Kabupaten, Pengawas Belum Jelas
MALANG - Kuota sertifikasi guru untuk Kota Malang dan Kabupaten Malang mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu. Tahun ini kuota Kota Malang mencapai 1.180 guru. Sedangkan kabupaten mencapai 1.807 guru atau naik 536 guru dibandingkan tahun lalu.
Data dari Diknas Kota Malang, guru TK dijatah 73 guru, SD 418 guru, SMP 261, SLB 6 guru, SMA 204 guru, SMK 218 guru. "Jumlah itu sudah pasti. Nantinya kami sosialisasikan kepada sekolah dan guru agar mempersiapkan diri," ujar Kabid Fungsional Diknas Kota Malang Zubaidah, di kantor kemarin.
Menurut Ida, begitu dia biasa disapa, jumlah tahun ini ternyata lebih besar dibandingkan kuota tahun sebelumnya. Kuota tahun sebelumnya berada pada kisaran 800 guru untuk semua tingkatan sekolah. "Kami senang karena tidak ada pengurangan. Ya, mungkin karena sertifikasi tujuannya untuk peningkan kompetensi guru," tambah Ida.
Ditambahkan, rencananya pelaksanaan sertifikasi dilakukan pada akhir Maret. Namun, soal kepastian waktunya dia belum mendapat tembusan dari BPSG maupun Depdiknas.
Bagaimana dengan kuota pengawas? Diknas Kota Malang menyatakan belum tahu. Bahkan, sampai juga masih menunggu informasi lebih lanjut. "Saat rakor (rapat koordinasi) di Surabaya beberapa hari lalu hanya diberitahu kalau pengawas akan disertifikasi. Masalah teknis pelaksanaan dan lain-lain akan dimatangkan pada rakor berikutnya," ujar dia
Kadiknas Kota Malang Shofwan MSi menyatakan gembira dengan adanya kenaikan kuota untuk sertifikasi guru. "Bagaimanapun, kenaikan kuota ini untuk mempercepat penyelesaian sertifikasi guru," tambahnya.
Soal pengawas yang akan disertifikasi, dia meminta pengawas bekerja lebih maksimal. Karena, setelah mereka nanti lulus sertifikasi otomatis kinerjanya tak bisa sembarangan. "Tapi bukan berarti sebelum pengawas disertifikasi Diknas tidak kontrol terhadap kinerja mereka. Maksudnya, secara pribadi mereka juga memiliki tanggung jawab yang lebih besar," ujar Shofwan.
"Memang Kota dan Kabupaten Malang mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu," ujar Ketua BPSG Rayon 15 UM Mudjianto, kemarin. (JP jumat)
MALANG - Kuota sertifikasi guru untuk Kota Malang dan Kabupaten Malang mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu. Tahun ini kuota Kota Malang mencapai 1.180 guru. Sedangkan kabupaten mencapai 1.807 guru atau naik 536 guru dibandingkan tahun lalu.
Data dari Diknas Kota Malang, guru TK dijatah 73 guru, SD 418 guru, SMP 261, SLB 6 guru, SMA 204 guru, SMK 218 guru. "Jumlah itu sudah pasti. Nantinya kami sosialisasikan kepada sekolah dan guru agar mempersiapkan diri," ujar Kabid Fungsional Diknas Kota Malang Zubaidah, di kantor kemarin.
Menurut Ida, begitu dia biasa disapa, jumlah tahun ini ternyata lebih besar dibandingkan kuota tahun sebelumnya. Kuota tahun sebelumnya berada pada kisaran 800 guru untuk semua tingkatan sekolah. "Kami senang karena tidak ada pengurangan. Ya, mungkin karena sertifikasi tujuannya untuk peningkan kompetensi guru," tambah Ida.
Ditambahkan, rencananya pelaksanaan sertifikasi dilakukan pada akhir Maret. Namun, soal kepastian waktunya dia belum mendapat tembusan dari BPSG maupun Depdiknas.
Bagaimana dengan kuota pengawas? Diknas Kota Malang menyatakan belum tahu. Bahkan, sampai juga masih menunggu informasi lebih lanjut. "Saat rakor (rapat koordinasi) di Surabaya beberapa hari lalu hanya diberitahu kalau pengawas akan disertifikasi. Masalah teknis pelaksanaan dan lain-lain akan dimatangkan pada rakor berikutnya," ujar dia
Kadiknas Kota Malang Shofwan MSi menyatakan gembira dengan adanya kenaikan kuota untuk sertifikasi guru. "Bagaimanapun, kenaikan kuota ini untuk mempercepat penyelesaian sertifikasi guru," tambahnya.
Soal pengawas yang akan disertifikasi, dia meminta pengawas bekerja lebih maksimal. Karena, setelah mereka nanti lulus sertifikasi otomatis kinerjanya tak bisa sembarangan. "Tapi bukan berarti sebelum pengawas disertifikasi Diknas tidak kontrol terhadap kinerja mereka. Maksudnya, secara pribadi mereka juga memiliki tanggung jawab yang lebih besar," ujar Shofwan.
"Memang Kota dan Kabupaten Malang mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu," ujar Ketua BPSG Rayon 15 UM Mudjianto, kemarin. (JP jumat)
Langganan:
Postingan (Atom)